Selasa, 15 September 2015

Umar RA Sang Amirul Mukminin

UMAR Bin KHATTAB

Nasab dan Ciri Fisiknya

Ia adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh al-Adawi. Ia dijuluki al-Faruq.

Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari tua dari Abu Jahal bin Hisyam.

Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya plontos, selalu bekerja dengan kedua tangannya, matanya hitam, dan kulitnya kuning. Ada pula yang mengatakan kulitnya putih hingga kemerah-merahan. Giginya putih bersih dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3: 324).

Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di pundaknya, akan tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

Keistimewaan dan Keutamaannya

– Umar adalah Penduduk Surga Yang Berjalan di Muka Bumi

Diriwayatkan dari Said bin al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku sedang berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita sedang berwudhu di sebuah istana (surga), maka aku pun bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu aku teringat dengan kecemburuan Umar, aku pun menjauh (tidak memasuki) istana itu.” Umar radhiallahu ‘anhumenangis dan berkata, “Mana mungkin aku akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah.”

Subhanallah! Kala Umar masih hidup di dunia bersama Rasulullah dan para sahabatnya, namun istana untuknya telah disiapkan di tanah surga.

– Mulianya Islam dengan Perantara Umar

Dalam sebuah hadisnya Rasulullah pernah mengabarkan betapa luasnya pengaruh Islam di masa Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda,

“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’alamengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khattab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi kuat setelah Umar memeluk Islam.”

– Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin al-Khattab

Diriwayatkan dari Ibnu Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umarradhiallahu ‘anhu ditidurkan di atas kasurnya (menjelang wafatnya), dan orang-orang yang berkumpul di sekitarnya mendoakan sebelum dipindahkan –ketika itu aku hadir di tengah orang-orang tersebut-. Aku terkejut tatkala seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan mendoakan Umar seperti orang-orang lainnya), “Engkau tidak pernah meninggalkan seseorang yang dapat menyamai dirimu dan apa yang telah engkau lakukan. Aku berharap bisa menjadi sepertimu tatkala menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, aku sangat yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar).

Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.”

– Umar adalah Seorang yang Mendapat Ilham

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapakannya, maka Umarlah orangnya.”

Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan nabi. Jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.”

– Wibawa Umar

Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)

Demikianlah di antara keutamaan Umar bin al-Khattab yang secara langsung diucapkan dan dilegitimasi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah meridhai Umar bin al-Khattab

kisah teladan sejarah Amirul Mukminin khalifah sayyidina Umar bin Khattab

Biografi sejarah riwayat hidup sosok sahabat Nabi Muhammad SAW  yang paling keras dan tegas dalam menegakan agama islam  adalah Khalifah Umar bin Khattab ra.patut di teladani  kepemimpinanya oleh para pemimpin dunia khususnya pemimpin indonesia yang sebagian pemimpinnya diisi oleh para pemimpin koruptor.Sobat semua termasuk rakyat indonesia merindukan sosok pemimpin yang mencintai rakyatnya.. Dimana pemimpin itu sekarang ????  

Umar bin Khattab  dikenal sebagai Khulaffaur Rasyidin ke dua setelah Sayyidina Abu Bakr as-Siddiq, tapi kepemimpinan sayyidina Umar bin Khattab ra. tercatat dalam sejarah islam sebagai Amirul Mukminin.

Kisah sejarah riwayat hidup umar bin Khattab ketika menjadi seorang muslim adalah salah satu hal yang paling menyentuh hati dimana Umar Ibn al-Khattab merupakan musuh yang paling ganas dan beringas, menentang Nabi Muhammad dan Agama Islam habis-habisan namun dengan hidayah dari Alloh SWT  mendadak Umar Ibn al-Khattab memeluk agama baru itu dan berbalik menjadi pendukung gigih.Hidayah itu datang dari keluarganya sendiri yaitu dari fatimah adiknya yang didapatinya bersama suaminya, serta seorang sahabat sedang membaca Al Quran ayat yang dibacakan adalah surat Thaha

Gemetarlah sekujur tubuh Sayidina Umar setelah membaca surat tersebut.  Sayidina Umar bin Khattab pun masuk islam  Sikap keras, tegas dan tidak pernah takut beliau gunakan untuk membela islam, yang awalnya untuk menentang islam. Beliaulah sahabat Rasul yang mencanangkan untuk berdakwah secara terang-terangan.

Salah satu bentuk kecintaan Sayidina Umar kepada Rasul adalah ketika Rasulullah wafat. Beliau tak percaya bahwa Rasul wafat, Umar marah ketika ada yang mengatakan Rasulullah wafat, hingga akhirnya beliau percaya ketika Sayidina Abu Bakar berkata bahwa Rasulullah Wafat.Beberapa Sikap teladan Umar bin Khattab adalah menolak untuk dijadikan pemimpin Khalifah mencerminkan beliau bukan orang yang ambisius untuk jadi raja dan kekuasaan ketika diminta untuk dijadikan Khalifah Amirul Mukminin.

Sikap beliau pada keluarganya, beliau berprinsip bahwa keluarga Umar adalah teladan bagi rakyatnya. Ketika beliau membuat peraturan baru, beliau merundingkan bersama keluarganya dan jika keluarga Umar yang melanggar akan mendapat hukuman 2 kali lipat. Kesederhanaan beliau patut jadi teladan , beliau hanya mempunyai dua buah jubah. Bahkan jubah satunya adalah milik anaknya. Pernah beliau terlambat untuk shalat jumat. Ternyata jubah beliau belum kering sehingga beliau menunggu jubahnya kering.

Di masa kekalifahan beliau, Mesir dipimpin oleh seorang Gubernur yang kehidupannya sangat kaya bagaikan kaisar. Ia bernama Amr bin Ash. Saat itu sang gubernur ingin membangun sebuah masjid, tetapi diwilayah akan dibangunnya masjid ada gubuk reyot milik seorang yahudi. Sang gubernur meminta agar yahudi itu menjual rumahnya karena akan dibuat sebuah masjid. Yahudi itu tidak mau karena disanalah ia hidup sampai sekarang ini. Akhirnya sang gubernur ingin menggusur gubuk itu. Pergilah yahudi, ingin menemui sang khalifah, untuk mengadukan hal ini.

Di sepanjang jalan menuju Madinah, Yahudi itu berpikir bagaimana sosok sang khalifah, apakah ia sama sikapnya dengan sang gubernur. Hingga akhirnya ia sampai di kota Madinah. Ia bertemu dengan seorang pria yang duduk di bawah pohon kurma. Ia bertanya, “ Wahai tuan, tahukah anda dimana khalifah?”.Lelaki itu menjawab, “Ada apa kau mencarinya?”. “Aku ingin mengadukan sesuatu.” Jawabnya. Ia bertanya lagi, “Dimanakah istananya?”. “Ada diatas lumpur.”jawab lelaki itu. Yahudi itu bingung atas jawabannya kemudian ia bertanya lagi, “Lalu, siapa pengawalnya?”. “Pengawalnya orang-orang miskin, anak yatim dan janda-janda tua.”. Yahudi itu brtanya lagi, “Lalu pakaian kebesarannya apa?”. “Pakaian kebesarannya adalah malu dan taqwa.” Yahudi itu bertanya lagi,”Dimana ia sekarang?”. Lelaki itu menjawab, “Ada di depan engkau.” Sungguh kaget Yahudi itu. Ternyata yang sejak tadi ia tanya adalah seorang Khalifah, ia ceritakan segala apa yang dilakukan oleh Gubernur Mesir padanya.
Setelah selesai bercerita, Khalifah Umar menyuruh Yahudi itu menggambil tulang unta di tumpukan sampah. Yahudi itu kebingungan, bukankah ia menemui khalifah untuk mencari keadilan, bukan untuk mencari tulang unta. Diambillah tulang itu, Khalifah Umar Amirul Mukminin ini membuat garis lurus diatas tulang itu.kemudian menyuruh Yahudi itu pulang. Di perjalanan pulang, ia semakin kebingungan, untuk apa tulang ini.

Sesampainya di Mesir, ia menyerahkan tulang itu. Gemetar tangan Amr bin Ash memerimanya. Gubernur langsung membatalkan pembangunan masjid itu. Serta mengembalikan hak Yahudi itu. Yahudi itu semakin bingung. Bertanya ia pada sang gubernur. Gubernur menjawab, “Apakah kau tidak tahu? Ini nasihat pahit dari amirul mukminin. Beliau berkata, Hai Amr bin Ash jangan mentang-mentang kau berkuasa, belum menjadi tulang seperti ini. Sebelum kau menjadi tulang ini, bertindaklah yang lurus dan adil seperti garis di tulang ini. Atau jika tidak, pedangku yang akan meluruskanmu.”
Yahudi itu mengucapkan syahadat dan ia mengikhlaskan gubuknya sebagai area masjid. Itulah Khalifah Umar, seorang Yahudi masuk islam berkat keadilan dari Umar

Sayidina Umar berkata, “Bagaimana seorang pemimpin memahami nasib rakyatnya jika pemimpin itu belum merasakannya sendiri.” Itulah Sayidina Umar, seorang pemimpin yang berjiwa pemimpin. Seorang yang mengambil urusan dunia seperlunya dan mengutamakan urusan akhirat. Seorang pahlawan yang paling depan di medan perang, seorang imam yang khusyu dalam shalat, paling berani dan kuat tetapi mudah menangis ketika beliau membaca dan mendengar ayat-ayat Al Quran.

sumber : kisahmuslim.com & tipstriksib.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar