Jumat, 24 Februari 2017

Belajar dari Tukang Kayu dan Kapaknya

MENEMANI MAYAT SELAMA 40 HARI

Alkisah seorang Konglomerat yang sangat kaya raya menulis surat wasiat: "Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, akan aku beri warisan separuh dari harta peninggalanku."

Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.

Tapi anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat."

Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!"

Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”

Lalu dengan sedih Konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke se-antero negeri.

Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana Konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah Konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.

Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya. Yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya Kapak, untuk bekerja mencari nafkah.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut.

Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat Konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si Konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya", jawab si Tukang kayu.

Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.

"Hartaku cuma Kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawab si Tukang Kayu.

Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"

"Aku membelinya", balas si Tukang Kayu.

Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.

Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan Kapakmu?"

"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.

Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"

"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi nggak ada yang punya", jawab si Tukang Kayu.

"Apa kau yakin?", lanjut Malaikat.

Kemudian mereka menghilang.

Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan Kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?"

"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu.

Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan Kapak tersebut.

Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir, "Hari ini kami akan kembali bertanya soal Kapakmu ini".

Belum sempat Mungkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.

Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."

Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu Kapak ini, tapi Malaikat Mungkar-Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar Kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."

Dari Ibnu Mas’ud RA dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 4 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?" (HR. Turmudzi)

RIBA itu ngeRIBAnget...

RIBA itu ngeRIBAnget

Hukum Memakan Uang Riba

Dalam Kitab suci-Nya Al-Qur’an, Allah tidak pernah memaklumkan perang kepada seseorang kecuali kepada pemakan riba. Allah berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279)

Cukuplah ayat di atas menjadi petunjuk betapa keji dosa riba di sisi Allah Ta’ala.

Orang yang memperhatikan pengaruh riba dalam kehidupan individu hingga tingkat negara, niscaya akan mendapatkan kesimpulan, melakukan kegiatan riba mengakibatkan kerugian, kebangkrutan, kelesuan, kemandegan dan kelemahan. Baik karena lilitan utang yang tak terbayar atau berupa kepincangan ekonomi, tingginya tingkat pengangguran, ambruknya perseroan dan usaha bisnis. Di samping, kegiatan riba menjadikan hasil keringat dan jerih payah kerja tiap hari hanya dikonsentrasikan untuk membayar bunga riba yang tak pernah ada akhirnya. Ini berarti menciptakan kesenjangan sosial, membangun gunung rupiah untuk satu kelompok masyarakat yang jumlahnya minoritas di satu sisi, dan di sisi lain menciptakan kemiskinan di tengah masyarakat –yang jumlahnya mayoritas- yang sudah merana dan papa. Barangkali inilah salah satu potret kezhaliman dari kegiatan riba sehingga Allah memaklumkan perang atasnya.

Semua pihak yang berperan dalam kegiatan riba, baik yang secara langsung terjun dalam kegiatan riba, perantara atau para pembantu kelancaran kegiatan riba adalah orang-orang yang dilaknat melalui lisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Dari jabir radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi riba, penulis dan kedua orang yang menjadi saksi atasnya” Ia berkata: “Mereka itu sama (saja).” (Hadits riwayat Muslim, 3/1219.)

Berdasarkan hadits di atas, maka setiap umat Islam tidak diperkenankan bekerja sebagai sekretaris, petugas pembukuan, penerima uang nasabah, nasabah, pengantar uang nasabah, satpam dan pekerjaan lainnya yang mendukung kegiatan riba.

Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menerangkan betapa buruk kegiatan riba tersebut. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Riba itu (memiliki) tujuh puluh tiga pintu, yang paling ringan daripadanya adalah seperti (dosa) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri). Dan sejahat-jahat riba adalah kehormatan seorang muslim.” (Hadits riwayat Al-Hakim dalam Al Mustadrak, 2/37; Shahihul Jami’, 3533.)

Juga dalam sabda beliau,

“Sedirham (uang) riba yang dimakan oleh seorang laki-laki, sedang dia mengetahui (uang itu hasil riba) lebih keras (siksanya) daripada tiga puluh enam wanita pezina.” (Hadits riwayat Al-Hakim dalam Al Mustadrak, 2/37; Shahihul Jami’, 3533.)

Pengharaman riba berlaku umum, tidak dikhususkan -sebagaimana diduga oleh sebagian orang- hanya antara si kaya dengan si miskin. Pengharaman itu berlaku untuk semua orang dan dalam semua keadaan.

Betapa banyak kita saksikan bangkrutnya pedagang-pedagang besar dan orang-orang kaya karena melibatkan diri dalam kegiatan ribawi. Atau paling tidak , berkah uang riba tersebut –meski jumlahnya banyak- dihilangkan oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“(Uang) riba itu meski (pada awalnya) banyak, tetapi pada akhirnya ia akan (menjadi) sedikit.”( Hadits riwayat Al-Hakim, 2/37; Shahihul Jami’, 3542.)

Riba juga tidak dikhususkan pada jumlah peredaran uang sehingga dikatakan kalau dalam jumlah banyak, riba itu haram dan kalau sedikit tidak. Sedikit atau banyak, riba hukumnya haram. Orang yang memakan atau mengambil uang riba, kelak akan dibangkitkan dari dalam kuburnya pada hari Kiamat seperti bangkitnya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila.

Meskipun riba adalah suatu dosa yang sangat keji, tetapi Allah tetap menerima taubat orang yang hendak meninggalkan perbuatan tersebut. Langkah yang harus ditempuh oleh orang yang benar-benar taubat dari kegiatan riba adalah sebagaimana dituturkan firman Allah, “Dan jika bertaubat (dari kegiatan dan pemanfaatan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Al-Baqarah: 279)

Dengan mengambil langkah tersebut, maka keadilan benar-benar terwujud. Setiap pribadi muslim harus menjauhkan diri dari dosa besar ini, memandangnya sebagai sesuatu yang buruk dan keji. Bahkan hingga orang-orang yang meletakkan uangnya di bank-bank konvensional (ribawi) karena terpaksa disebabkan takut hilang atau dicuri, hendaknya ia benar-benar merasakannya sebagai sesuatu yang sangat terpaksa.

Yakni keterpaksaan itu sebanding dengan keterpaksaan orang yang makan bangkai atau lebih dari itu, dengan tetap memohon ampun kepada Allah dan berusaha untuk mencari gantinya, bila memungkinkan. Orang-orang itu tidak boleh meminta bunga deposito dari bank-bank tersebut. Jika bunga itu dimasukkan ke dalam rekeningnya, maka ia harus menggunakan uang tersebut untuk sesuatu yang dibolehkan, ( Seperti untuk membangun wc umum atau semisalnya (pent.).) sebagai bentuk penghindaran dari uang tersebut, tidak sebagai sedekah.

Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Ia tidak boleh memanfaatkan uang riba tersebut dalam bentuk apapun. Tidak untuk makan, minum, pakaian, kendaraan, atau tempat tinggal. Juga tidak boleh untuk diberikan sebagai nafkah kepada isteri, anak, bapak atau ibu. Juga tidak boleh untuk membayar zakat, membayar pajak atau menjadikannya sarana untuk menolak kezhaliman yang menimpanya. Tetapi hendaknya ia membebaskan diri daripadanya, karena takut kepada siksaan Allah Ta’ala.

(Dari kitab “Muharramat Istahana Bihan Naas” karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Munajjid / alsofwah)

http://www.kajianislam.net/modules/smartsection/item.php?itemid=397

http://pengusahamuslim.com/909-hukum-memakan-uang-riba.html

Masih RIBA ? liat tanda tanya itu

Masih RIBA... ? Liat tanda tanya itu

Dalam kehidupan sekarang ini, banyak kita dapatkan di sekeliling kita, kaum muslimin yang bermudah-mudah mencari jalan pintas mendapatkan harta, seperti mobil dan rumah, dengan melakukan transaksi riba. Padahal, pelaku riba mendapatkan ancaman dari Allah Ta’ala.

Berikut ini kami sampaikan dua ayat dalam Al Qur’an tentang ancaman bagi pelaku riba, sebagai peringatan untuk kita semuanya.

Dibangkitkan dari Kubur dalam Keadaan Gila
Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat) bahwa sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah [2]: 275)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,”Maksudnya, tidaklah mereka berdiri (dibangkitkan) dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali seperti berdirinya orang yang kerasukan dan dikuasai setan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/708)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjelaskan,”Para ulama berbeda pendapat tentang ayat ini. Apakah maksud ayat ini adalah mereka tidaklah bangkit dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali dalam kondisi semacam ini, yakni bangkit dari kubur seperti orang gila atau kerasukan setan. Atau maksudnya adalah mereka tidaklah berdiri untuk bertransaksi riba (di dunia), (yaitu) mereka memakan harta riba seperti orang gila karena sangat rakus, tamak, dan tidak peduli. Maka ini adalah kondisi (sifat) mereka (pelaku riba) di dunia. Yang benar, jika sebuah ayat mengandung dua kemungkinan makna, maka ditafsirkan kepada dua makna tersebut semuanya.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 1/1907)

Allah akan Menghancurkan Harta Riba
Allah Ta’ala berfirman,

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al Baqarah [2]: 276)

Ini adalah hukuman di dunia bagi pelaku riba, yaitu Allah akan memusnahkan atau menghancurkan hartanya. “Menghancurkan” ini ada dua jenis:

Pertama, menghancurkan yang bersifat konkret. Misalnya pelakunya ditimpa bencana atau musibah, seperti jatuh sakit dan membutuhkan pengobatan (yang tidak sedikit). Atau ada keluarganya yang jatuh sakit serupa dan membutuhkan biaya pengobatan yang banyak. Atau hartanya terbakar, atau dicuri orang. Akhirnya, harta yang dia dapatkan habis dengan sangat cepatnya.

Ke dua, menghancurkan yang bersifat abstrak, yaitu menghilangkan (menghancurkan) berkahnya. Dia memiliki harta yang sangat berlimpah, akan tetapi dia seperti orang fakir miskin yang tidak bisa memanfaatkan hartanya. Dia simpan untuk ahli warisnya, namun dia sendiri tidak bisa memanfaatkan hartanya. (Lihat penjelasan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin di Syarh Riyadhus Shalihin, 1/580 dan 1/1907).

***

Selesai disusun menjelang subuh, Masjid Nasuha Rotterdam, 10 Shafar 1436

Penulis: dr. M. Saifudin Hakim, MSc.

Sumber: http://muslim.or.id/23654-balasan-bagi-pelaku-riba-dalam-al-quran.html

RIBA berarti...

RIBA berarti

Dalam wikipedia bahasa indonesia, https://id.wikipedia.org>wiki>
RIBA berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari pinjaman pokok,yg dibebankan kepada peminjam.
RIBA secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan).Dalam pengertian lain,secara linguistik RIBA juga berarti tumbuh dan membesar.

Pengertian dan Hukum Riba

Riba menurut bahasa berarti bertambah atau berlebihan, sedangkan arti menurut istilah adalah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya) karena pengunduran janji pembayaran oleh pinjaman dari waktu yang telah di tentukan (pendapat syeikh Muhammad Abduh).

Hukum melakukan adalah haram berdasarkan Al-Qur’an, sunnah, dan ijmak para ulama. Keharaman dikaitkan dengan sistem bunga dalam jual beli atau transaksi yang bersifat komersial. Di dalam transaksi tersebut, terdapat keuntungan atau bungan tinggi melebihi keumuman (batas kewajaran) sehingga merugikan pihak-pihak tertentu.

Fuad Moch. Faruddin memberikan pendapat bahwa riba adalah sebuah transaksi pemerasan.

Dasar hukum diharamkan adalah firman Allah swt., sunnah, dan ijmak para ulama.

Al-Qur’an

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٧٥)
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl.

Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan.

Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya.

Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Sunnah Rasulullah SAW
Artinya:
“Jauhilah tujuan hal yang membinasakan “. Para sahabat bertanya “Apakah ketujuh hal tersebut wahai Rasulullah?” rasulullah saw bersabda “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang jiwa yng di haramkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat perang, dan menuduh berzina wanita yang suci, beriman, dan lupa (lupa dari maksiat).” (H.R. al-Bukhari: 2560 dan Muslim: 129)

Ijmak Ulama
Para ulama sepakat bahwa seluruh umat islam mengutuk dan mengharamkan karena mendatangkan kemudaratan bagi manusia.

Macam-Macam Riba
Para ulama sepakat bahwa riba terbagi menjadi dua bagian, yaitu riba fadl dan riba nasi’ah. Kedua tersebut di haramkan.

Riba Fadl
Riba fadl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda tersebut.

Riba nasi’ah
Riba nasi’ah menurut ulam Hanafiah adalah memberikan kelebihan terhadap pembayaran dari yang ditanggung, memberikan kelebihnan pada benda di disbanding utang pada benda yang ditakar atau di timbang yang berbeda jenis atau selain yang di takar dan ditimbang yang sama jenisnya.

Maksudnya, menjual barang dengan sejenisnya, tetapi suatu lebih banyak dengan pembayaran diakhirka, seperti menjual satu kilogram gandum dengan satu setengah kilogram gandum, yang dibayarkan setelah dua bulan.
Contoh jual beli yang tidak di timbang, seperti pembeli suatu buah semangkan dengan buah semangka yang akan di bayar setelah sebulan.

Selain dua jenis riba yang disebutkan diatas, ulama syafi’iah menambahkan satu jenis riba yang lain, yaitu riba yad.

Riba yad adalah jual beli yang mengakhirkan penyerahan (al-Qabdu), yakni bercerai berai antara dua orang yang berakad sebelum serah terima, seperti menganggsp sempurna jual beli antara gandum yang sya’ir tanpa harus saling menyerahkan dan menerima di tempat akad.

Menurut ulama syafi’iyah bahwa riba yad dan riba nasi’ah sama-sama terjadi pada pertukaran barang dan tidak sejenis. Perbedaannya, riba yad mengkhirkan pemegang barang, sedangkan riba nasi’ah hak dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu pemebayaran diakhirkan meskipun sebentar.

Dasar hadits mengutarakan ketertolakan system ini adalah
Artinya:
Tidak ada riba kecuali riba nasi’ah (H.R. al-Bukhari dan Muslim: 2991)

Hikmah Pelarangan Riba
Diantara hikmah di haramkannya  adalah :
- Menghindari tipuan daya di antara manusi dan kemudaratan;
- Melindungi harta orang muslim agar tidk di makan dengan batil;
- Motivasi orang muslim untuk menginvestasikan hartanya pada usaha-usaha yang bersih dari penipuan, dari apa saja yang menimbulkan kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslim;
- Menutup seluruh pintu bahgi orang muslim yang membawa pada permusuhan dan menyusahkan saudaranya, serta membuat benci dan marah kepada saudaranya;
- Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan karena pemakan riba adalah oang yang salim dan akibat kezaliman adalah kesusahan;
- Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar ia mencari bekal untuk akhiranya.

Menjauhkan Praktik Riba

Menjauhi diri dari praktik ini merupakan ibadah yang sangat mulia di sisi Allah swt. Adapun sikap yang tepat terhadap riba adalah berupaya menjauhi dan menghindari sekuat tenaga dengan cara melakukan kebiasaan seperti berikut.

Membiasakan hidup sederhana.

Kesederhanaan adalah ajaran agama islam. Pemborosan adalah larangan islam. Oleh karena itu, jauhilah hidup boros.

Membiasakan menabung apabila ada kelebihan rezeki dari Allah swt.
Menghindarkan diri dari berfoya-foya selagi ada kelebihan.

Menghindari kebiasaan berutang.
Kengadakan usaha bersama di bidang ekonomi, seperti koperasi di sekolah atau di masyarakat.

Rajin mensyukuri nikmat Allah swt. Dengan cara memanfaatkan untuk kebaikan sert tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut.

Melakukan praktik jual beli dan utang piutang secara baik menurut islam.

(http://al-badar.net/pengertian-hukum-dan-macam-riba/)

Semoga Allah SWT menjauhkan diri kita dan keluarga dari bahaya RIBA.

Melawan Lupa Melawan RIBA

Melawan Lupa... Melawan RIBA...

Sekilas hidup saya di masa lalu terbilang terlihat mapan.Tak lama setelah menikah,kami mulai kredit rumah.KPR salah satu bank BUMN telah menyetujui pengajuan kredit saya.Wal hasil makin nyemplung di kolam RIBA.

Di depan boleh terlihat mampu,namun yg tidak orang lain tahu adalah terlihat punya padahal belum punya.Itulah ilusi RIBA yg sering saya bahas. Merasa punya motor padahal masih kredit motor,merasa punya rumah padahal masih kredit rumah. Hadapkan diri ke sebuah kaca,disitu saya melihat diri saya sendiri di hadapan saya.Terjerat hutang RIBA,masih.

Sampai sekarang saya rasakan, bagaimana hari-hari yg masih terjerat hutang RIBA sungguh menyulitkan. Hari dimana harus berpikir keras bagaimana agar bisa membayar angsuran,mencukupi kebutuhan keluarga.Hingga pada akhirnya waktu itu, saat saya memutuskan untuk menambah penghasilan.

Dari berjualan pulsa elektrik sampai membuka warung kelontong di halaman rumah dilakukan kami sekeluarga.Istri saya dan juga ibu saya berjibaku bersama berusaha membantu keuangan keluarga.Gaji saya yg dirasa kurang mulai terasa menyulitkan.Lambat laun bukannya berjalan,malah usaha-usaha itu berhenti tanpa berkelanjutan.

Dan Allah kemudian menganugrahi kami sekeluarga anak kedua kami. Alhamdulillah berjalan lancar. Ditengah kegembiraan, terbersit pemikiran. Saya harus berusaha lebih keras lagi.Di Kantor tambah semangat bekerja. Siang sampai malam saya lakukan, bahkan sampai kadang tak pulang. Yg demikian itu kiranya untuk menambah pemasukan karena kini anggota keluarga bertambah.

RIBA membuat rejeki berkurang berkah. Hal itu hari demi hari saya rasakan. Entah kesabaran tingkat apa yg istri saya punya,sehingga kami sanggup melewati masa itu bersama. Dan masih kami lewati sampai sekarang ini.

Masa sulit itu makin kesini makin menjadi. Pendapatan dari bekerja tak lagi menyenangkan hati. Akhirnya di tahun 2012,Allah memberi jalan. Alhamdulillahirrobbil Alamiin.

Kelapangan terbuka di sisi istri saya. Ibadah dan doa yg istri saya panjatkan mulai terasa dikabulkan. Dari kesukaan istri saya terhadap tali temali,lahirlah usaha pertama kami. Macrame Momtaz hadir memecah kesulitan saat itu.Awal dimana istri merelakan waktunya habis untuk membantu keuangan keluarga kami.Maaf istriku, masih harus melibatkanmu.

Istri saya semangat belajar macrame. Suatu kerajinan tangan yg cukup sulit namun dengan semangat istri saya terus belajar dan belajar.Yaa Allah... bukakanlah pintu-pintu kebaikan untuk istriku... karena sudah susah payah dia mau membantu suaminya ini,Ya Allah berikanlah istriku rejeki dari arah yg tak disangka-sangka...

Doa yg terucap,dhuha yg hampir tak terlewat,sholat malam yg di iringi tangisannya,mudah-mudahan istriku ini dimudahkan rejeki dari usahanya. Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Hingga saat ini sudah berjalan hampir 4 tahun usaha yg istri saya rintis.Mudah-mudahan menjadi jalan ibadahmu wahai istriku.Semoga Allah selalu mengabulkan setiap doamu Amiin.

Justru saat usaha istri saya mulai bergerak perlahan,ada keinginan menambah hutang RIBA.Ampun yaa Allah... Ampun... Ampuni dosa-dosa dan kesalahn hamba...

Disaat saya akan membuka keran RIBA,di saat itulah Allah menolong saya beserta keluarga. Allah jauhkan kami dari RIBA.Dan tidak mau lagi terlibat RIBA apapun bentuknya. Semoga Allah selalu membimbing kami agar segera terlepas dari RIBA.Amiin

Semenjak saya dan istri kembali di ingatkan oleh Allah SWT akan bahaya RIBA,semenjak itulah kami sepakat menyatakan diri "perang" terhadap RIBA. Melawan RIBA dengan ijin Allah SWT.Untuk saling mengingatkan, saling share betapa RIBA itu sangatlah keras hukumnya.Di HARAMKAN oleh Allah SWT atas RIBA.

RIBA... Allah dan RasulNya yg akan memerangi siapa saja yg masih melakukan/tidak meninggalkan RIBA (2:279)

Gimana ngeRIBAnget kan ngeRIBAhaya kan. Saya ulang nih pertanyaannya.Masih mau nantang perang Allah SWT dan RasulNya? Liat tuh tanda tanya itu...

Terinspirasi dialog sebuah film baru-baru ini.“ dulu RIBA itu nyenengin... sekarang nyebelin banget...”

Yuk dengan sama sama mengucap BISMILLAHIRROHMANIRROHIM Yuk HIJRAH tanpa RIBA

Pernah Tau Pernah Lupa

RIBA pernah tau pernah lupa

Gambaran masa remaja tampak melintas di depan mata,saat dimana remaja masih bersekolah.Masa dimana ditempa belajar ilmu pendidikan dan juga ilmu agama.Saat itu pernah dikenalkan oleh RIBA oleh guru saya,ustad saya..

Pada masa itu,remaja itu hanya tahu dan mendengar bahaya RIBA.Remaja itu hanya mengenal RIBA dari pengertian dan penjelasan tanpa pernah mengalaminya.Remaja itu masih belum menjalani RIBA,tapi remaja itu tahu apa itu RIBA.

Slide show gambar bergerak cepat.Remaja itu adalah saya,yang telah diajarkan apa itu RIBA.Lalu gambaran itu berhenti saat pertama kali saya terjerat RIBA.Ya utang RIBA.

Pertama kali terjerat RIBA adalah saat dimana saya pertama kali mengajukan Kredit kepemilikan kendaraan bermotor.Saya pertama kali saya kredit motor.Saat itulah awal terjerat RIBA.

Keinginan mempunyai motor saat itu tak terbendung lagi.Bermodal gaji yg pas-pasan nekat kredit motor.Walhasil kredit disetujui,dp diberikan dan tak berapa lama motor meluncur ke rumah.

Hati boleh berbangga,saat mencoba motor kreditan yg bunyi knalpotnya masih dit.. dit dit itu.Sungguh saat itu saya terlupa,bahwa saya tidak sabaran ingin punya motor.Dan saat itu cara tercepat adalah kredit.

Sebenarnya jika mau bersabar,pasti Allah SWT akan memberi jalan untuk bisa saya memiliki sepeda motor,tapi karena kekhilafan saya sehingga saya terjerat RIBA.Yaa Rabb ampuni dosa-dosa saya yg pernah terjerat dalam RIBA.

Ada anggapan,kalo tidak ngutang tidak punya.Kalo mau menaBung,harus berapa lama uang kumpul tertabung. Dan hasrat hati inginnya instan aja.Sungguh hal tersebut keliru.Dan alpa saya adalah tidak melibatkan Allah SWT dalam urusan saya waktu itu.Hanya dari pemikiran diri sendiri, hitungan skala manusia,akhirnya terjerumus dengan utang RIBA.Sekali lagi ampun Gusti Allah,ampuni dosa hambaMu ini.

Lepas dari RIBA pertama,belum sadar juga saya melangkah ke RIBA kedua. Kemudahan kredit motor melalui kantor menggoda saya untuk kembali utang RIBA.Nggak perlu repot menyetor angsuran karena sudah mekanisme potong gaji.Wal hasil lagi dan lagi terjerat RIBA.Ampun Gusti...

Motor pertama lunas tanpa kendala,makyus lanjut motor kedua. Motor kedua ini matic,jenis motor yg sedang booming saat itu.Tapi jangan harap suara knalpotnya berbunyi tik.. tik.. tik yaa.Karena masih kredit maka bunyinya dit... dit...dit...

Rutinitas Utang RIBA memang menipu. Terlihat seolah bahagia padahal semua itu ilusi.Yaa saat itu belum tersadarkan bahaya RIBA.Perlahan tapi pasti,terasa keberkahan dalam rejeki berkurang. Dan hidup terasa mulai tak tenang.

Dan rasa kekurangan mulai menyeliputi keluarga kecil kami saat itu.Teringat saat dimana kami lebih membela untuk bayar angsuran dan harus menekan biaya pengeluaran.Sampai segitunya lho, iya sungguh RIBA itu membawa kebinasaan.Bahkan kami harus rela mengurangi apa yg sebenarnya menjadi kebutuhan kami,saya dan istri juga anak kami.Sungguh RIBA sangatlah kejam.

Belum cukup kekurangan terasa,nalar nafsu saya malah menambah hutang RIBA.Ampun Yaa Robb... ampuni saya ya Allah... ampuni Yaa Allah.

Tambah RIBA tambah semangat kerja.Yaa tambah semangat mengingat cicilan banyak di depan mata. Semangat namun tidur tak lagi enak. Bayangan bila tak ada dana dan harus menunda cicilan itu ngeRIBAnget. Setiap waktu harus menghitung,uang gaji hanya bisa semalam bersemayam. Sehabis itu habis buat nyicil angsuran.Nyesek

Saat itu semakin kurang pendapatan semakin kurang rasa bersyukur. Serasa semakin jauh dari Allah,ibadah tak tenang karena hutang mengganggu pikiran. Sungguh RIBA itu membawa kehancuran dan kebinasaan.Bagi yg belum terjerumus dalam hutang RIBA,satu kata "JANGAN".

Sebenarnya ada ungkapan,gaji itu cukup untuk hidup,tidak cukup untuk gaya hidup.Dengan alasan ingin kelihatan mapan,jalan RIBA pun ditelan. Sumpah kalo ingat kesalahan saya dimasa itu pengen nangis sejadi-jadinya.

Dengan dasar kebutuhan,kembali jalan kredit saya lakukan.Kali ini kredit rumah yg angsurannya sungguh bikin keteteran.Terasa pertanyaan itu menyambangi diri "kapokmu kapan".

Tambah RIBA tambah mapan.Ilusi semu dari RIBA.Memangnya orang tahu bahwa tak tenang punya hutang. Terus masih bangga punya kendaraan tapi mikir bayar angsuran.Saya pernah dan masih mikir sampai sekarang.

Secuil pengalaman saya hidup terjerat hutang RIBA tuh nggak enak.Hidup tak tenang,terbayang hutang.Tidur tak lelap makan pun tak sedap.Sumpah benar-benar nggak nyaman. Saat ini Alhamdulillah saya disadarkan lagi bahaya RIBA.Sungguh RIBA itu pernah saya tahu dan pernah saya lupa.

Bertekad hijrah tanpa RIBA,hari ini dan seterusnya.Bagaimana dengan dirimu saudara seiman seagama? Masih adakah RIBA di hartamu? Kalaupun masih ayo bersama Yuk Hijrah Tanpa RIBA. Hidup tenang,Insya Allah Mati tenang.Jauhi RIBA sekarang juga.

Saya masih ada hutang RIBA, namun saya bertekad segera melunasinya. Agar segera terbebas dari RIBA. Rindu hari dimana saat itu saya bisa bilang "Lunas tanpa RIBA".

Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua agar selamat di dunia dan di akhirat kelak.Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Mulai Hijrah tanpa RIBA

Hari itu saya mulai HIJRAH

Awal saya hijrah tanpa RIBA masih membekas banget di hati saya.Bangun tidur yg sangat beda saya rasakan.

Hari itu saya tekadkan memulai semua dari titik NOL.Dan langkah pertama adalah menshare hal ini kepada istri saya.

Setelah berdiskusi yg cukup panjang,akhirnya dengan mengucap Bismillah saya dan istri sepakat.Kami tidak mau lagi RIBA apapun itu.Dan kami sekeluarga akan berjuang lepas dari jerat RIBA yg masih ada.

Ya kami masih ada RIBA diKPR rumah kami.Hari itu kami panjatkan doa bersama "Ya Allah pemilik alam semesta... Ampuni kami yg kemarin telah melakukan RIBA... bimbing kami dan kuatkan hati kami untuk tidak lagi tergoda RIBA... Ya Allah Rabb yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... bimbing kami tunjukan kepada kami yg bisa kami lakukan untuk lepas dari RIBA yg masih ada... bantu kami Yaa Allah dengan caraMu.. dengan pertolonganMu... dan kuatkan kami untuk bisa mengajak keluarga,teman kami untuk lepas dari RIBA... " .Tak terasa ambyar air mata kami berdua.

Lalu saya dan istri saya berazzam ingin sungguh-sungguh lepas dari RIBA.Begitulah apa yg terjadi dalam hidup saya.Sejauh saya mengingat bahaya RIBA,ternyata ngeRIBAnget.

Setelah kesadaran itu,ada ketenangan dalam hati saya.Tidak lupa bersyukur pada Allah SWT bahwa kami telah di ingatkan dan di jauhkan saat kami akan kredit akan memulai RIBA baru dalam hidup kami.

Cukuplah RIBA-RIBA yg telah kami ambil di saat sebelum ini menjadi cambuk bagi kami untuk segera meninggalkan RIBA.

Ya RIBA yg telah jelas-jelas dilarang oleh Allah di dalam Al-Quran dan juga di ingatkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk tidak dilakukan.

Salah satu hadist Nabi Muhammad tentang RIBA adalah... ”Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membawa kehancuran dan membinasakan... salah satunya adalah RIBA (Muttafaqun Alaih)

Gimana ngeRIBAnget kan bahaya RIBA?.Selain membawa kehancuran dan kebinasaan,RIBA itu juga bikin hidup tak tenang.Karena telah hilangnya keberkahan pada harta.Seperti punya banyak harta tapi selalu saja habis untuk urusan yg tidak jelas.

Dan selain itu juga,RIBA membuat doa tidak terkabul lho.Bayangkan betapa ngerinya tuh RIBA.Kenapa karena RIBA itu jelas-jelas diHARAMkan oleh Allah SWT.

Dan saya berniat mulai saat itu,untuk tidak lagi RIBA.Jauhi sejauh-jauhnya.Jangan sampai setelah ini saya hidup sampai saya mati terlibat lagi dengan RIBA.

Niatkan sungguh-sungguh BEBASKAN DIRI DAN KELUARGA DARI BAHAYA RIBA.Kalau saya bisa,kalian pun bisa.Dan saya menuliskan ini bukan karena sombong,sungguh ini hanya untuk mengingatkan.Bukan karena saya seolah memiliki ilmu yg banyak,sungguh saudaraku bukan itu.

Saya merasa terpanggil untuk saling mengingatkan.Bukankah selama kita bersyahadat saya dan kalian bersaudara dalam aqidah.Dan sudah jadi kewajiban saya untuk mengingatkan.Apalagi jika saya mengetahui hal yg tidak baik seperti RIBA.

RIBA itu HARAM,segera jauhi dan berjanji tak mau lagi.Karena itu lebih baik untuk bekal akhirat.

Semoga Allah memberikan kita Rejeki yg halal dan barokah,yg tanpa RIBA.

Kamis, 09 Februari 2017

Hijrah tanpa RIBA 2

Akhirnya saya HIJRAH

Rasa segar sehabis mandi itu seolah hilang seketika,saat saya lanjutkan membaca buku Kembali Ke Titik Nol.Halaman demi halaman saya baca,merinding bergetar hati dan tak terasa air mata merembes ngalir.

Ya harus saya akui tulisan mas Saptuari Sugiharto bener-bener menohok menusuk sampe inti sari jantung.Berulang kali Istigfar saya ucapkan,baik di dalam hati maupun diucap di mulut.Astagfirullah al azhim,ampuni hambamu ini yaa Allah.

Sampai pada bab tentang rejeki.Bab ini makin membuat ngilu lubuk hati.Seolah diri berhadapan dengan kaca besar,tampak diri ini lusuh.Ya Kusut dengan kondisi penuh RIBA.

Sungguh Allah telah menerangkan dalam Al Quran betapa bahaya RIBA.Yaa Allah ampuni hambamu ini yg lalai dan melampaui batas.Tak terasa ngalir lagi nih air mata.Cengeng,gak papa nangis sekarang daripada nanti di hadapan Allah baru kita nangis-nangis tak ada guna lagi.

Yaa jelas di Al Quran surat Al Baqoroh ayat 275-279 telah tertulis dan dikabarkan bahaya RIBA.Melalui Nabi yg mulia Nabi Besar Muhammad SAW telah mewanti-wanti tentang RIBA.

Saya basuh airmata yg ngalir deras ini,malu sedih bercampur baur saat itu.Seolah ayat itu baru saja datang di hadapan saya,padahal ayat ini telah turun 1400 tahun yg lalu.

Yang paling ngeRIBAnget adalah akhir dari ayat 279 surat Al Baqoroh itu.Ya masih saja RIBA,sama saja menantang perang Allah dan Rasulnya.What... jelas banget tuh arti ayat itu tuh.Allah dan Rasul-Nya yg akan memerangimu.Oggaah banget...

Mau hidup dimana yg bisa melarikan diri dari Allah.Mau ngumpet dimana saat Allah memerangimu.Berani? lihat deh tanda tanya itu,yakin mau ngelawan Allah dan Rasul-Nya.Saya sih nggak banget.

Kaca besar itu seolah ada dihadapan saya.Mengupas semua apa yg ada didalam diri.Semua RIBA yg pernah saya ambil seolah muncul di hadapan saya.Wah buanyaak yaa... dari leasing kredit 3 buah motor yg pernah saya ambil,kartu kredit yg pernah saya gunakan,sampai KPR rumah yg sekarang saya tempati.

Dua hal pertama saya bisa bilang pernah menjalani,pernah melakukan RIBA.Tapi yg terakhir itu masih saya lakukan.Nangis lagi... kayak judul lagu yaa tapi bener abis-abisan saya nangis sampai sejadi-jadinya.Saya ingat terakhir nangis kayak gini tuh waktu ayah saya meninggal dunia.

Habis sudah badan ini telanjangi oleh bahasan RIBA.Luluh lantak seperti hancur semua sendi-sendi diri.Hmm buku ini bener-bener sebagai bahan pengingat.Alhamdulillah belum makin terjerumus lebih dalam.

Yaa Allah sayang sama saya.Berawal dari keinginan untuk nambah kredit,justru Allah selamatkan dengan menggagalkan proses kredit saya.Cukuplah tersisa KPR yg masih mengandung RIBA.Untung saja Allah menolong saya dari terjerumus lagi dalam RIBA.Makasih Yaa Allah.

Langkah pertama ya Taubat.Ambil Wudhu,lalu niatkan untuk sholat TAUBAT.Yaa Taubatan Nasuha tidak lagi bermain RIBA.Bukankah saya kembali disadarkan akan bahaya RIBA.

Sami`na Wa Atoq`na.Saya tahu,saya patuhi.Taubat mengakui kesalahan saya yg pernah RIBA dan masih RIBA.Memohon ampun atas dosa-dosa,dan berjanji tidak akan mengulangi lagi mengambil RIBA

Ayat 279 surat Al Baqoroh itu kembali terngiang saat saya menuliskan ini."Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya" Q.S 2:279

Hijrah akhirnya saya hijrah,gak lagi-lagi RIBA.Cukuplah Allah sebagai penolong,RIBA yg masih ada berusaha menghilangkan dengan bantuan Allah SWT.

Jadi masih berani RIBA,gak takut Allah dan Rasul-Nya memerangi.Apa emang sengaja mau nantangin Allah dan Rasul-nya.Saya sih OGAH...

Hijrah tanpa RIBA 1

Alkisah yg mengawali Hijrah

Pagi di suatu hari di bulan desember 2015 ada semangat yg berbeda. Berangkat ke kantor seolah hari itu hari gajian,padahal belum masih beberapa hari lagi.Hmmm hari ini menunggu kabar gembira.

Yaa hari ini seorang sales menjanjikan akan memberitahukan persetujuan bank tentang kredit yg saya ajukan.Menuju kantor sumringah Gas pool pokoke.Bismillah

Dan dikantor akhirnya kabar yg ditunggu pun tiba,sebuah panggilan dari nomer telp jawatan bank BUMN ternama tampak dilayar HP.Ini dia nih yg ditunggu-tunggu sedari tadi.

Dan dijawablah panggilan telp itu.Satu menit orang diseberang telp menjelaskan maksud dari panggilan telp ini dan tibalah saat kata-kata sang penelpon itu mengagetkan saya.“maaf pengajuan kredit anda tidak bisa kami acc”.

Terdiam sejenak tak percaya lalu saya tanyakan alasannya kenapa dan dijawab “BI checking anda bermasalah pada salah satu kredit sebelumnya” waw bukan jawaban yg saya kira.Ingatan mundur kebelakang kapan saya tidak tertib bayar angsuran,tidak mungkin berkata saya dalam hati.

Kecewa,sedikit marah setelah telepon itu berakhir,tak percayalah.Kebetulan hari ini sales yg kemarin saya mengajukan kredit akan datang lagi ke kantor saya,maklum kalau ada kredit pasti follower akan ada setelahnya.

Bertemu dengan sales jawaban sama di dapat,data BI Checking saya bermasalah.Tak puas juga,saat itu ada seorang teman yg bisa membantu melihat data itu.Dan tak lama akhirnya saya mengetahui bahwa terjadi penundaan angsuran pada waktu saya kredit motor yg saat itu sudah lunas sekitar 2 Tahun.???

Secara akal sehat saya mengingat,motor itu saya kredit melalui kerjasama kantor dengan salah satu leasing motor.Dan angsuran di potong gaji,bagaimana bisa tertunggak.Hati kecil tak bisa menerima kondisi aneh itu.Bahkan saat istri dirumah menanyakan melalui BBM saya hanya menjawab nanti dirumah diceritakan.

Pulang ke rumah kondisi berbanding terbalik saat pagi tadi berangkat kerja.Kecewa meninggalkan marah yg tersisa,bagaimana bisa ini terjadi.Ibaratnya gak masuk logika kang mas.Dengan berat saya masukan motor ke dalam rumah.Sungguh malam itu berat motor saya terasa berat.

Istri menunggu cerita hari ini,dan saya jelaskan seperti adanya.Heran dan heran,tanpa bertanya lagi istri saya diam masuk ke kamar.Peristiwa berikutnya ini yg akan mengubah semuanya.Widih kata-kata saya kok serius amat yaa hehehe...

seperti kebiasaan,kunci motor saya taruh di atas TV.Maklum tv di ruang depan rumah saya masih tv tabung jadi diatasnya bisa buat naruh barang.Pandangan saya teralihkan pada sebuah buku,yg jelas bukan buku saya.

Kembali Ke Titik Nol judul bukunya,judul yg gak lazim sih.Kumpulan kisah inspiratif.Saya jadi penasaran membacanya.Sambil menunggu badan istirahat sebelum mandi,saya mulai membacanya.Yang menarik dihalaman depan terdapat tulisan RIBA.Halaman awal saya baca sampai ke halaman 9 dibuku itu saya terhenyak,terhempas dan limbung bukan kepalang.Apa yg tertulis sungguh nyinyir buat saya,tragis bagaimana ilusi RIBA yg pernah saya alami,masih dijalani dan baru saya memahami.

Satu kalimat terucap dari lubuk hati yg paling dalam dan akan terus saya ingat sampai ajal menjemput “Allah SWT sayang sama saya”.

Selasa, 17 Januari 2017

Ketika Sang Pencipta Berfirman

Saat Alloh SWT Berfirman...

Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu mengaku bahwa kamu hamba Allah tetapi kemudiannya kamu mendurhakai-Nya?

Wahai anak Adam, kenapa kamu memilih untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepadamu?

Wahai anak Adam, kenapa kamu memilih untuk bersilaturahim hanya kepada mereka yang bersilaturahim denganmu?

Wahai anak Adam, kenapa kamu memilih untuk berbicara hanya  kepada mereka yang berbicara denganmu?

Wahai anak Adam, kenapa kamu memilih untuk memberi makan hanya kepada mereka yang memberi makan kepadamu?

Wahai anak Adam, kenapa kamu memilih untuk memuliakan hanya kepada mereka yang memuliakanmu?

Wahai orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan apa yang kamu sendiri tidak amalkan?

Wahai orang yang beriman, kenapa kamu mencegah orang lain apa yang kamu sendiri melakukannya?

Wahai orang yang beriman, berapa banyak kamu menyuruh orang lain sedangkan kamu tidak mengamalkannya?

Wahai orang yang beriman, berapa banyak kamu mengumpulkan apa – apa yang kamu tidak makan?

Wahai orang yang beriman, berapa banyak taubat yang ditangguhkan dari sehari ke sehari, kemudian dari setahun ke setahun, kemudian untuk apa kamu menunggu? Adakah kamu telah selamat daripada mati? Adakah kamu telah terlepas daripada neraka dan telah terjaminkah keselamatan dengan mendapat syurga? Adakah antara kamu dan Tuhan terjamin rahmat?

Wahai anak Adam, kepada siapa engkau mengadu sedangkan Aku ialah tempat mengadu bagimu. Hingga kapan engkau mau melupai-Ku sedangkan Aku tidak menerima itu daripada kamu?

Wahai anak Adam, hingga kapankah engkau mau kufurkan kepada-Ku sedangkan Aku tidak menzalimimu? Hingga kapankah engkau mengingkari nikmat – nikmat-Ku, hingga kapankah engkau mau meringan – ringankan kitab-Ku sedangkan Aku tidak menyuruh apa – apa yang engkau tidak mampu membuatnya?

Wahai anak Adam, hingga kapankah kamu membenci Aku? Sampai kapankah kamu mengingkari-Ku sedang tiada Tuhan bagimu selain Aku? Dan apabila engkau sakit, maka doktor manakah yang menyembuhkan kamu, kalau bukan Aku?

Wahai anak Adam, bagaimana mungkin kamu tersangat ingin kepada ibadah sedangkan kamu beserta dengan perut yang kenyang? Bagaimana engkau akan mencintai Allah sedangkan engkau mencintai harta? Bagaimanakah kamu tersangat ingin mendapatkan hati yang terang sedang kamu banyak tidur?

Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu akan takut kepada Allah, karena yang kamu takut ialah kefakiran? Bagaimanakah kamu ingin mendapatkan warak sedangkan kamu tamak terhadap dunia? Bagaimanakah kamu akan mendapatkan keredhaan Allah, sedangkan kamu tidak mencintai orang miskin?

Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu tamak dengan keredhaan, sedangkan kamu beserta kebakhilan? Bagaimanakah kamu tamak terhadap syurga sedangkan kamu beserta dengan hati yang mencintai dunia dan pujian? Bagaimanakah kamu ingin kebahagiaan abadi di akhirat sedangkan kamu serta ilmu yang sedikit?

Wahai manusia, dengan rezeki daripada-Ku jua engkau kuat melakukan maksiat kepada-Ku. Denga kehendak daripada-Ku engkau menginginkan sesuatu. Dengan kehendak daripada-Ku engkau maukan sesuatu untuk dirimu. Dengan nikmat-Ku engkau berdiri, duduk dan beristirahat. Dengan pemeliharaan-Ku engkau berpetang – petang dan berpagi – pagi. Dengan nikmat-Ku engkau berbolak – balik. Dengan afiat daripada-Ku engkau bercantik – cantik tetapi kemudiannya kau melupai-Ku dan mengingati selain daripada-Ku. Maka kenapa kamu tidak menunaikan hak-Ku dan berterima kasih kepada-Ku?

Wahai anak Adam, adakah engkau melakukan maksiat kepada-Ku lalu mengingati kemurkaan-Ku? Adakah engkau berhenti daripada apa – apa yang Aku larang ke atasmu? Adakah engkau menunaikan kewajipan kepada-Ku seperti yang Aku amanahkan kepadamu?

Wahai anak Adam, adakah engkau membantu orang miskin dengan hartamu? Adakah engkau melakukan kebaikan kepada siapa yang berbuat jahat kepadamu?

Wahai anak Adam, adakah engkau memaafkan siapa yang menzalimimu?

Wahai anak Adam, adakah engkau menghubungi siapa yang memutuskan hubungan denganmu?

Wahai anak Adam, adakah engkau berlaku adil kepada siapa yang khianatimu? Adakah engkau berbicara dengan siapa yang menjauhimu? Adakah engkau mengajar anakmu? Adakah engkau merelai tetanggamu? Adakah engkau bertanya kepada ulama terhadap urusan agama dan duniamu?

Wahai anak Adam, aaat Allah telah menjaminkan rezekimu, mengapakah panjang keresahanmu?

Wahai anak Adam, saat Allah telah menyediakan ganti (atas sedekahmu) mengapakah kamu bakhil?

Wahai anak Adam, saat Iblis ialah musuh bagi Allah, bagaimana kamu bisa lupa tentang itu?

Wahai anak Adam, saat balasan nanti ialah neraka, mengapakah kamu istirahat?

Wahai anak Adam, saat ganjaran Allah itu ialah syurga, mengapakah kamu melakukan maksiat?

Wahai anak Adam, saat setiap sesuatu itu adalah di bawah ketentuan-Ku, mengapakah kamu tidak sabar dan berdukacita?

Wahai anak Adam, apabila engkau tergolong dalam golongan  yang memasuki neraka karena kejahatannya, orang Arab disebabkan kemaksiatannya, para ulama disebabkan hasadnya, peniaga disebabkan khianatnya, ahli ibadah kerana riyanya dan yang memasuki neraka karena kejahilannya, orang kaya karena sombongnya dan orang miskin karena penipuannya, maka siapakah sebenarnya yang inginkan syurga?

Wahai anak Adam, harta itu milik-Ku, engkau ialah hamba-Ku dan tetamu itu utusan-Ku. Apakah kamu tidak takut kalau Aku mencabut nikmat – nikmat-Ku? Rezeki itu ialah rezeki-Ku manakala kesyukuran itu bagimu. Manfaatnya akan kembali kepadamu juga. Kenapa engkau tidak memuji-Ku atas apa yang Aku berikan kepadamu?

Wahai anak Adam, apabila engkau inginkan rezeki, Aku berikan rezeki tersebut kepada engkau. Maka nafkahkanlah jangan bakhil dengan rezeki terhadap hamba – hamba-Ku. Sesungguhnya Aku telah menjaminkan bagimu ganti dan Aku janjikan bagimu ganjaran, maka kenapa kamu masih sangsi terhadap kitab-Ku?

Wahai anak Adam, berapa banyak orang – orang kaya mengharapkan akan fakir pada hari dia dihisab? Berapa banyak orang gagah yang dihina oleh sebab kematiannya? Berapa banyak kemanisan menjadi pahit? Berapa banyak kegembiraan dengan kenikmatannya, disengsarakan baginya kematian? Berapa banyak kesukaran yang mewarisi kedukacitaan yang panjang?

Wahai anak Adam, sekiranya tidak ditentukan bagi engkau melainkan hanya kematian dan kedahsyatannya saja maka telah wajiblah bagi engkau tidak merasa tenang waktu siang dan malam. Bagaimanakah keadaannya apa yang sesudah kematian itu lebih dahsyat lagi?

Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu menanggung satu – satu urusan yang tidak ditakdirkan bagimu dan tidak pula kamu mengetahuinya sepertilah engkau tidak mengambil ganjaran bagi amalan – amalan yang tidak engkau kerjakan?

Wahai anak Adam, sesiapa yang jalannya ialah kematian bagaimana bisa bergembira terhadap dunia? Sesiapa yang rumahnya ialah kubur, bagaimana bisa merasa senang dengan rumahnya di atas dunia?

[Sumber : U-TURN KE JALAN LURUS & Kitab Imam al-Ghazali, al-Mawa’iz Fil Ahadis al-Qudsiah]

Nasihat khusus untuk Pribadi Yang miskin ilmu fakir Amal
Nasihat umum untuk khalayak pembaca

Semoga kita semua termasuk kedalam golongan yg beruntung

#diestory