Jumat, 24 Februari 2017

Melawan Lupa Melawan RIBA

Melawan Lupa... Melawan RIBA...

Sekilas hidup saya di masa lalu terbilang terlihat mapan.Tak lama setelah menikah,kami mulai kredit rumah.KPR salah satu bank BUMN telah menyetujui pengajuan kredit saya.Wal hasil makin nyemplung di kolam RIBA.

Di depan boleh terlihat mampu,namun yg tidak orang lain tahu adalah terlihat punya padahal belum punya.Itulah ilusi RIBA yg sering saya bahas. Merasa punya motor padahal masih kredit motor,merasa punya rumah padahal masih kredit rumah. Hadapkan diri ke sebuah kaca,disitu saya melihat diri saya sendiri di hadapan saya.Terjerat hutang RIBA,masih.

Sampai sekarang saya rasakan, bagaimana hari-hari yg masih terjerat hutang RIBA sungguh menyulitkan. Hari dimana harus berpikir keras bagaimana agar bisa membayar angsuran,mencukupi kebutuhan keluarga.Hingga pada akhirnya waktu itu, saat saya memutuskan untuk menambah penghasilan.

Dari berjualan pulsa elektrik sampai membuka warung kelontong di halaman rumah dilakukan kami sekeluarga.Istri saya dan juga ibu saya berjibaku bersama berusaha membantu keuangan keluarga.Gaji saya yg dirasa kurang mulai terasa menyulitkan.Lambat laun bukannya berjalan,malah usaha-usaha itu berhenti tanpa berkelanjutan.

Dan Allah kemudian menganugrahi kami sekeluarga anak kedua kami. Alhamdulillah berjalan lancar. Ditengah kegembiraan, terbersit pemikiran. Saya harus berusaha lebih keras lagi.Di Kantor tambah semangat bekerja. Siang sampai malam saya lakukan, bahkan sampai kadang tak pulang. Yg demikian itu kiranya untuk menambah pemasukan karena kini anggota keluarga bertambah.

RIBA membuat rejeki berkurang berkah. Hal itu hari demi hari saya rasakan. Entah kesabaran tingkat apa yg istri saya punya,sehingga kami sanggup melewati masa itu bersama. Dan masih kami lewati sampai sekarang ini.

Masa sulit itu makin kesini makin menjadi. Pendapatan dari bekerja tak lagi menyenangkan hati. Akhirnya di tahun 2012,Allah memberi jalan. Alhamdulillahirrobbil Alamiin.

Kelapangan terbuka di sisi istri saya. Ibadah dan doa yg istri saya panjatkan mulai terasa dikabulkan. Dari kesukaan istri saya terhadap tali temali,lahirlah usaha pertama kami. Macrame Momtaz hadir memecah kesulitan saat itu.Awal dimana istri merelakan waktunya habis untuk membantu keuangan keluarga kami.Maaf istriku, masih harus melibatkanmu.

Istri saya semangat belajar macrame. Suatu kerajinan tangan yg cukup sulit namun dengan semangat istri saya terus belajar dan belajar.Yaa Allah... bukakanlah pintu-pintu kebaikan untuk istriku... karena sudah susah payah dia mau membantu suaminya ini,Ya Allah berikanlah istriku rejeki dari arah yg tak disangka-sangka...

Doa yg terucap,dhuha yg hampir tak terlewat,sholat malam yg di iringi tangisannya,mudah-mudahan istriku ini dimudahkan rejeki dari usahanya. Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Hingga saat ini sudah berjalan hampir 4 tahun usaha yg istri saya rintis.Mudah-mudahan menjadi jalan ibadahmu wahai istriku.Semoga Allah selalu mengabulkan setiap doamu Amiin.

Justru saat usaha istri saya mulai bergerak perlahan,ada keinginan menambah hutang RIBA.Ampun yaa Allah... Ampun... Ampuni dosa-dosa dan kesalahn hamba...

Disaat saya akan membuka keran RIBA,di saat itulah Allah menolong saya beserta keluarga. Allah jauhkan kami dari RIBA.Dan tidak mau lagi terlibat RIBA apapun bentuknya. Semoga Allah selalu membimbing kami agar segera terlepas dari RIBA.Amiin

Semenjak saya dan istri kembali di ingatkan oleh Allah SWT akan bahaya RIBA,semenjak itulah kami sepakat menyatakan diri "perang" terhadap RIBA. Melawan RIBA dengan ijin Allah SWT.Untuk saling mengingatkan, saling share betapa RIBA itu sangatlah keras hukumnya.Di HARAMKAN oleh Allah SWT atas RIBA.

RIBA... Allah dan RasulNya yg akan memerangi siapa saja yg masih melakukan/tidak meninggalkan RIBA (2:279)

Gimana ngeRIBAnget kan ngeRIBAhaya kan. Saya ulang nih pertanyaannya.Masih mau nantang perang Allah SWT dan RasulNya? Liat tuh tanda tanya itu...

Terinspirasi dialog sebuah film baru-baru ini.“ dulu RIBA itu nyenengin... sekarang nyebelin banget...”

Yuk dengan sama sama mengucap BISMILLAHIRROHMANIRROHIM Yuk HIJRAH tanpa RIBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar